online degree programs

Senin, Maret 31, 2008

Finding myself

Jujur, tak banyak yang dapat disampaikan di sini. Ini hanya bagian hidup yang perlu di isi. Seperti saat ini, mengisi apa yang perlu di isi dan biarkan yang lain kosong bila memang diharuskan kosong.

Judulnya seperti sebuah lagu di OST film The Punisher, "Finding Myself" yang dinyanyikan Smile Empty Soul. Kalau dibilang mencontek, mungkin. Sedangkal otak ini memahami bahasa inggris, suatu keajaiban dapat menemukan kata itu. Yang lebih masuk akal, terispirasi. Itu saja.

Suatu keajaiban pula seseorang yang belum mengenal dirinya tiba-tiba begitu paham akan diri lain. Inspirasi tentu saja bagian tak terpisahkan dari pencarian siapa sebenarnya diri. Menemukan apa yang sebenarnya tak perlu dicari.

Setiap diri mempunyai komponen terorganisir yang dapat melengkapi diri untuk memahami dirinya. Yang melekat justru yang dicari, yang harus ditemukan. Bagaimana menemukan apa arti sebenarnya diri, hanya diri itulah yang dapat menjawabnya.

Kalau diri sudah mengenal dirinya maka dia dapat mengenal diri yang lain, yang memang harus dicari. Bagaimana diri mampu mengenal diri yang lain tanpa memahami dirinya. Sebuah fatamorgana. Kalau dibilang keajaiban, keajaiban macam apa. mengenal diri adalah bagaimana memahami siapa diri?Bagaimana diri?Memahami ruh, akal,hati dan nafsu kemudian memahami diri yang lain.

Agaknya membingungkan. Bagaimana kita tahu, "diri " tidak dapat berbicara? Sedangkan ia begitu lancar bercerita. Ia berbicara dengan ke-khas-annya. ia menggumam, menangis, tertawa dan terlibat keburaman yang dalam atau kesunyian pada lembahnya atau keriangan yang mengalir tanpa henti. Tak ada rasanya bila ia hanya diam, rigid, tak bergerak, tak memahami dirinya sendiri. Menemukannya dalam diri sendiri. Rasakan cintanya, amarahnya, bahkan kasih sayangnya pada diri lain.

menemukan apa sebenarnya yang telah ada. hanya mengukir cinta pada "diri" dan temukan keagungan Sang Pengkodrat diri. Yang mengatur diri apa pada siapa ia. Yang memihak pada diri yang selalu lemah. Yang mencintai diri ketika diri mengenal dirinya. Yang menakdirkan diri menjadi diri sepenuhnya. Yang menggapai diri dari segala pejuru. Yang membuat diri ada bersama diri lain dan Yang membuat diri menemukan dirinya hingga memahami diri lain.

Sebuah proses yang tak pernah berhenti sampai diri dianggap lelah dan tak mungkin lagi memahami diri atau bahkan terlalu menjadi "diri". Sebuah proses kehidupan karena diri dalam keadaan mengharap, merangkak, menerjang, ingin selalu menemukan siapa dirinya.
Inspirasi merupakan awal diri untuk menemukan siapa dirinya. dan memahami arti dirinya, menggapai apa yang ada dalam dirinya sampai diri menemukan diriNya. Yang tak lain adalah "diri" itu sendiri.

A_leev

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Mungkin sama dengan sufisme yang menghilangkan dikotomi "aku" dan "Engkau" untuk kemudian menghilangkan "aku" menuju pada "Engkau"???

hmm..Apakah ini akan menuju pada manunggaling kawula-gusti???

KOMUNITAS EMBUN PAGI mengatakan...

arah untuk mengenali diri yang seperti apa? atau diri yang mana yang akan dikeneli? karena diri tidak diciptakan oleh diri sendiri! kebanyakan mengenal diri seperti diri yang dipikirkannya sendiri. apakah diri yang dikenali sesuai dengan yang menciptakan diri ini?
diri sebagai manusia?? ah piye to?!

Anonim mengatakan...

jika Arini Hidayati diklaim oleh Prof. Simuh sebagai Rabiah Al-Adawiyah-nya Indonesia, lalu bolehkah saya menganggap mba aliftah sebagai "the next generation" Arini Hidayati?