Dasar-Dasar Kajian Geografi Regional
”...Kebijakan ”pembangunan” dan perencanaan seringkali membuat keadaan lebih buruk dalam proses keterbelakangan, yaitu hanya dengan menangani simtom-simtomnya daripada sebab-sebab kemiskinan. Namun kemajuan terus saja diukur dengan model-model barat.”
Suharyono
Suharyono
Kutipan diatas sengaja dipilih bagi penekanan yang akan dibahas dalam tulisan ini. Keresahan yang muncul dari seorang, yang barangkali teman-teman tidak terlalu mengenalnya, Prof. Dr. Suharyono yang saya kutip diatas menandakan seorang pemikir yang peka serta kritis. Diantara buku terbitan UNNES Press, yang seringkali dijadikan buku ”wajib”, namun untuk buku yang satu ini saya membelinya dengan suka rela. Ada beberapa alasan untuk itu. Pertama, saya secara pribadi memang pengagum beliau. Setelah mengikuti beberapa kuliah yang beliau ampu di semester-semester awal, saya belum pernah menemui seseorang dengan pemahaman pengetahuan negara-negara dan sejarah internasional yang seluas dan sekritis beliau. Kedua, beliau ialah salah satu guru besar yang paling produktif, selain Prof Abu Suud dan Prof. Retmono. Namun demikian, tulisan beliau sedikit sekali muncul di media massa.
Dari cara beliau menulis, mengesankan suatu keresahan yang mendalam akan sebuah tatanan dunia yang tidak seimbang. Hal ini terlihat dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku tersebut mengalir dengan lancar, seolah pengetahuan geografi regional sudah berada ”diluar kepala”. Pengutipan-pengutipan secara langsung hanya ditemui di awal-awal bab, karena terkait dengan pengertian dan definisi. Setelah itu, bab-bab terakhir, menjelaskan secara analitis proses sejarah kolonialisme di seluruh dunia yang selanjutnya penjelasan negara-negara dalam perspektif regional.
Contoh kekritisan yang bisa ditemui ialah sanggahannya terhadap asumsi-asumsi pengukuran kriteria kemajuan pembangunan yang digunakan oleh Dickenson. Seorang ahli geografi negara berkembang yang notebene bukunya telah diterjemahkan Prof. Dr. Suharyono sendiri pada tahun 1992. Walaupun karangan Dickenson yang berjudul Geografi Negara Berkembang tersebut diterjemahkan beliau, tidak serta merta menerima setiap gagasan Dickenson ’dengan mentah-mentah’.
Asumsi Dickenson, serta yang sering dipakai hampir semua buku teks, yang mengatakan bahwa penyebab keterbelakangan negara-negara berkembang ialah:
- Kawasan negara berkembang terletak di wilayah tropik.
- Dunia ketiga kekurangan sumber alami esensial yang diperlukan untuk menunjang perkembangan industri.
- Citra penduduk negara berkembang yang ”penuh sesak” yang disebabkan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.
- Asumsi rasial dari bangsa Eropa bahwa negara berkembang terbelakang terkait dengan warna kulit berwarna yang identik dengan sifat ”inferior” dan ”pemalas”.
- Dan yang terakhir terkait dengan proses kolonialisme yang dialami negara-negara berkembang.
- Bahwa sejarah pertumbuhan peradaban manusia justru lebih banyak yang mulai dari wilayah panas/hangat di sekitar atau di wilayah iklim tropik seperti peradaban bangsa/orang-orang Nubia Kuno di lembah S. Nill, Babilonia di lembah S. Eufrat dan Tigris, serta peradaban tua di lembah S. Indus di India.
- Kenyataan kedua bahwa sumber energi dan bahan mentah untuk industri sekarang ini banyak yang berasal dari daerah-daerah bekas jajahan di sekitar wilayah tropik.
- Asumsi ketiga dibantah dengan fakta bahwa Afrika dengan penduduk sangat sedikit malah menjadi negara terbelakang. Begitu juga Kanada serta Australia yang juga berpenduduk sedikit tergolong negara maju. Sedangkan Belanda dan Belgia termasuk negara maju walaupun memiliki kerapatan penduduk yang tinggi. Jadi disini asumsi yang mengkaitkan keterbelakang dengan jumlah penduduk tidak dapat diterima.
- Sedangkan asumsi rasial yang berdasar warna kulit terbantah dengan kemajuan yang dialami bangsa Jepang.
Terlepas dari kualitas buku yang sangat mengagumkan tersebut. Kita dapat menangkap suatu keresahan dan kesimpulan skeptis dari kalimat yang saya kutip di atas. Menandakan suatu kegagalan ilmu ”ekonomi arus utama” yang sekarang sedang dipakai secara umum. Yang berorientasi pada perencanaan serta pengukuran matematis. Yang dalam istilah di atas memakai kata: ”model barat”.
Begitu banyak buku-buku ekonomi yang beredar sekarang ini sebenarnya bersumber dari asumsi-asumsi yang tidak saja keliru, namun justru menyesatkan. Asumsi yang mengatakan bahwa kegiatan ekonomi---kegiatan antara produsen, distributor serta konsumen---dapat direncanakan oleh agen diluar pelaku ekonomi seperti pemerintah serta lembaga-lembaga moneter internasional jelas merupakan kesalahan logika sederhana yang berdampak terhadap kehidupan manusia yang sangat serius. Yaitu pemiskinan itu sendiri.
Sebagai seorang intelektual, ialah suatu tanggungjawab kita untuk mengembalikan serta mengingatkan setiap penyimpangan gagasan yang terjadi. Baik hal itu disengaja maupun tidak disengaja. Apalagi gagasan tersebut telah merugikan banyak orang.
Buku Dasar-Dasar Kajian Geografi Regional penting bagi mahasiswa, Geograf, ahli Ilmu Sosial, serta peminat kajian politik internasional dan juga masyarakat umum.
Begitu banyak buku-buku ekonomi yang beredar sekarang ini sebenarnya bersumber dari asumsi-asumsi yang tidak saja keliru, namun justru menyesatkan. Asumsi yang mengatakan bahwa kegiatan ekonomi---kegiatan antara produsen, distributor serta konsumen---dapat direncanakan oleh agen diluar pelaku ekonomi seperti pemerintah serta lembaga-lembaga moneter internasional jelas merupakan kesalahan logika sederhana yang berdampak terhadap kehidupan manusia yang sangat serius. Yaitu pemiskinan itu sendiri.
Sebagai seorang intelektual, ialah suatu tanggungjawab kita untuk mengembalikan serta mengingatkan setiap penyimpangan gagasan yang terjadi. Baik hal itu disengaja maupun tidak disengaja. Apalagi gagasan tersebut telah merugikan banyak orang.
Buku Dasar-Dasar Kajian Geografi Regional penting bagi mahasiswa, Geograf, ahli Ilmu Sosial, serta peminat kajian politik internasional dan juga masyarakat umum.
Spesifikasi Buku:
Judul : Dasar-Dasar Kajian Geografi Regional
Penulis : Prof. Dr. Suharyono
Ketebalan : vii+247 hal
Penerbit : UNNES PRESS
ISBN : 9799579937
Distributor : Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
Biodata Penulis Resensi:
Giyanto, sekarang mendalami praksiologi (ilmu mengenai tindakan manusia), artikel-artikelnya telah beredar di Jurnal online:
http://akaldankehendak.com serta beberapa opini di:
http://komunitasembunpagi.blogspot.com: diantaranya:
1. Menggugat Epistemologi Ilmu Sosialhttp://akaldankehendak.com serta beberapa opini di:
http://komunitasembunpagi.blogspot.com: diantaranya:
2. Pertanian dan Paradoks Beras Miskin dalam Perspektif Praksiologi
3. Kritik Logika Aristotelian
dsb
1 komentar:
kalau mau mncari buku ini di jogja ada tdak ya??dimana??atau bisa beli dmna??btuh bgd buku'nya..trmaksih
Posting Komentar