online degree programs

Senin, Juni 23, 2008

Sekadar Usul & Mengingatkan


Oh, iya temen-temen sekalian, tidak terasa sudah kita sudah memiliki sekian banyak artikel dan puisi, bbaik berupa grundelan seperti tulisan-tulisan saya yang gak mutu itu, atau yang filosofis seperti tulisannya Mas Fahmi, yang mencoba memahamkan tapi tak juga dapat memahamkan saya yakni Kang Gik, sampai yang sangat serius seperti tulisannya Mas Luluk, dan jangan lupa puisi-puisi liris Gus Taufik...dan banyak lagi yang tak tersebut namanya yang jauh lebih bagus kualitasnya dibanding saya tentunya....


Tentu kita ingat dulu sebuah komitmen untuk membuat sebuah karya intelektual, walaupun masih dalam fobia...seperti kata-kata Kang Gik dulu, apa kira-kira kita sudah pantas menulis sebuah buku dengan konstruksi logika, filosofi, dan ideologi yang mungkin kita salah memahaminya, karena jujur saja di Unnes ataupun Semarang masih minim guru-guru yang memberikan pengetahuan tentang itu pada kita, terlebih lagi teori-teori kontemporer sekarang ini... terlepas dari itu semua, saya hanya ingin yuk sekarang mulai kita pilah-pilah sesuai dengan tema dasar dari sebuah tulisan yang diposting di sini, kemudian dikumpulkan jadi satu, hingga dapat dimusyawarahkan bersama untuk dibuat draft buku...walaupun mungkin kita akan kesulitan membuat bab dan jdulnya karena begitu beragamnya bahasan...tapi itu gak masalah, yang penting dimulai sekarang.


Dan dari sekian banyak yang selalu intens dan masih muda dengan gelora intelektual yang menyala-nyala dan kualitas intelektual yang jauh di atas saya, maka agaknya saya secara personal merekomendasikan Mas Fahmi untuk mulai pekerjaan yang “berat” ini, kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan Mas Fahmi siapa lagi, dan kalau tidak dimulai...ya ngapain kita nulis dan buat komitmen, kira-kira begitu. Untuk awal agaknya dapat dipilah –ini spontanitas saya tanpa melihat teliti artikel yang ada- menjadi misalnya, tema untuk bab (1) filsafat dan paradigma keilmuan, (2) demokrasi dan politik, (3) kemahasiswaan, (4) psikologi, (5) sosial dan budaya, mungkin itu...sedangkan untuk puisi saya tak tahu harus bilang apa lagi klo tidak menyerahkannya pada yang memiliki otoritas intelektual dalam hal sastra, siapa lagi klo bukan Gus taufik...rak yo ngono to mestinye. Oke....suwun itu usul saya...o iya, ini usulah judul buku yang tak jelas jenis kelaminnya itu.. “memikirkan kembali kemanusiaan dan keindonesiaan kita” ....hehehe....skadar usul bung...

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Sepakat abis. ndak pakai syarat...

Fahmi memang kandidat terbaik...terus yg tua2 ngapain. Cari jodoh? ha2...

Anonim mengatakan...

Kasihan ya anak2 UNNES, punya dosen tapi tidak punya "guru"...

semoga masa kegelapan ini segera berakhir....

Anonim mengatakan...

waduh, saya kok malah gimana... gitu.. (identitas ke-jawaan, hehe)

pandangan saya seringkali absurd, dan itu karena apa yang saya tahu tak seluas mas edi, analisis pun tak setajam mas gie, pembahasan pikiran yang tak se-runut mas yogas, retorika yang tak sehebat mas taufik, juga tak seteliti mas haris. dan maka dari itu saya enjoy di KEP, dalam arti, masih banyak yang ingin saya tahu dari sana, juga dari sumber lainnya..

hmm...
absurd kan?
ya iya lah.. masa ya iya dong!