Sederhana saja,,
Kadang, ketika kita melihat sebuah bola, yang nampak hanya bentuk lingkaran.
ketika kita melihat rel kereta api, seakan-akan keduanya bersatu di suatu titik.
Dan masih banyak lagi "ketika-ketika" yang lain, jika kita mau sedikit berpikir dan mencari, tentu saja..
Banyak kali kita "ditipu mentah-mentah" oleh panca indra kita, benda bulat, tetapi mata menyebutnya lingkaran. seperti itu bukan?
Mari kita lanjutkan,,
jika pernyataan diatas dianggap benar, maka tak ada bedanya dengan analogi "penipuan" panca indra kita.
Mengapa bola terlihat lingkaran?
Mengapa ujung rel nampak bersatu?
dalam konteks ini, pembahasan tidak pada ilusi, fatamorgana, dan fenomena-fenomena lainnya, walaupun hal tersebut tidak bisa lepas dari analogi diatas.
Bola terlihat lingkaran, rel bersatu, hanya karena kita melihatnya dari satu tempat, dan satu sudut. pada saat kita mau mencoba menggeser tempat duduk, berpindah posisi lain, dengan angel yang sedikit berbeda (apalagi melihat dalam setiap sudut dan tempat, mendekati sempurna tentu saja',,) hasil yang berbeda akan kita dapat. Sederhana bukan? Lalu apa pentingnya pemaparan sederhana seperti itu?
Kembali beranalogi,,
Pemaparan diatas, dengan semua analoginya, dimaksudkan menjadi analogi yang semoga saja tepat tetnang bagaimana cara kita melihat dunia dan pernik2nya. Bayangpun sepicik apa kita, dunia yang begini luas, kehidupan dan permasalahannya yang kompleks hanya kita lihat dari satu tempat dan sudut? Lucu sekaligus menyedihkan.
Mari kita mulai putar kunci, injak kopling, masukkan persneleng, dan injak gas. Slow but sure tak apalah, setidaknya kita tidak stagnan. Semua terasa begitu sempit ketika kita melihat dari sisi yang sempit, mari berlari ke tanah lapang, mari, mari,,
DUNIA ITU LUAS..
ahmad fahmi mubarok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar