online degree programs

Kamis, Juni 26, 2008

Ada Cinta Di Embun Pagi

Sejenak ber-arm chair selepas memanjakan mata dan rasa, memandang sebuah kotak ajaib (baca : televisi), terbersit kalimat sederhana ”bahkan dia tak terlupakan dalam larut aktualisasi jama’ah”. Gerak maju juga percikan aktualisasi mengedepankan kemampuan untuk mengabaikan, tentang makan, minum, sebuah sosok sampai rokok, apalagi sekedar rektor yang tak lagi mau jongkok! Tangan tetap manjumput kacang, bibir tetap menyeruput kopi, hidung tetap bersenggama dengan asap rokok, tapi mengalir begitu saja seperti tanpa rasa. Maslow terlihat benari.
Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia menyebut cinta berarti suka sekali ; sayang benar
ii. Jika diberikan imbuhan me-i, maka membentuk sebuah laku, mencintai. Erich Fromm menjelaskan setiap teori tentang cinta harus dimulai dengan teori tentang manusia, tentang eksistensi manusia : cinta merupakan suatu orientasi karakter yang menentukan hubungan seseorang dengan dunia secara keseluruhaniii. Daniel Goleman dan John Gray secara tidak langsung menceritakan representasi cinta melalui empati, kemampuan mendengarkan, sebuah wonderfull feeling that comes to everyone at sometimes in his/her live. Jalaludin Rumi menarikan pena-nya dalam sebuah sajak,


Cinta mengubah duri menjadi mawar

mengubah cuka jadi anggur

mengubah malang jadi untung

mengubah secih jadi riang

mengubah setan jadi nabi

mengubah iblis jadi malaikat

mengubah sakit jadi sehat

mengubah kikir jadi dermawan

mengubah kandang jadi taman

mengubah penjara jadi istana

mengubah amarah jadi ramah

mengubah musibah jadi muhibah

itulah cinta


Dalam latar seminar fiktif, oleh tokoh fiktif, Anna Althafunnisaiv menjawab sebuah pertanyaan tentang cinta melalui Syair murid Syamsi Tabriz


Sekalipun cinta telah kuraikan dengan jelas dan panjang lebar

Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keterangankku sendiri

Meskipun lidahku telah mampu menguraikannya dengan terang

Namun tanpa lidah ternyata lebih terang

Sementara pena begitu tergesa menuliskannya

Kata pecah berkeping begitu sampai pada cinta

Dalam menguraikan cinta

Akal terbaribg tak berdaya

Bagai keledai terbaring dalam lumpur

Cinta sendirilah yang menerangkan cinta!


Cinta adalah bahasa manusia, dengan siapapun mereka berhubungan. Erich Fromm membagi cinta menjadi cinta diri, cinta keibuan, cinta erotis, cinta saudara, dan cinta tuhan. Dalam semua hubungan yang melibatkan manusia, selalu ada cinta, karena cinta adalah bahasa kemanusiaan.

Jika cinta telah tersempitkan dalam romansa kisah muda-mudi yang berkawan lalu kawinv, maka inilah bentuk korupsi yang jauh lebih jahat dari telikungan dana SPL. Keluasan makna dipangkas, dikerdilkan, dan dikotak-kotakkan sehingga terkesan tak saling berhubungan. Batas-batas dibuat dalam tembok tinggi nan tebal, membuat komplek-komplek tetapi melupakan sesungguhnya mereka berada dalam satu dusun cinta, menafikan sejarah yang memisahkan kaum Muhammad dan kaum jahilliyah dengan hanya berbatas sarang laba-labavi. Korupsi pemaknaan kata yang mengakibatkan menjulangnya sebuah tembok batas pada akhirnya tak mampu mengalahkan kodrat manusia, rasa penasaran dan ingin tahu. Mereka mencoba menaiki tembok yang dibangunnya, mereka ingin tahu apa yang ada dibalik tembok, dan mengintipnya, bahkan membagun tangga untuk melewati tembok batas yang dibuatnya sendiri. Tidak terima dengan batas yang tipis dan menerawang tetapi jelas, lalu membuat batas yang kokoh tapi di-tidakjelaskan. Dengan ini manusia terjebak dalam inkonsistensi tindakan dan ketidak mampuan menerima.

Cinta adalah daya, yang bisa mendorong manusia mendekati sesuatu, atau menjauhinya demi mendekati sesuatu yang lain. Karena itulah cinta selalu ada dalam setiap hubungan yang melibatkan manusia. Di sisi lain cinta hanya sekedar kata yang tak akan berdaya apa-apa jika maknanya telah dikerdilkan. Sedangkan kata adalah bagian dari unsur terpenting dalam hubungan manusia, yaitu bahasa. korupsi makna cinta, juga bagian lain dalam bahasa, adalah korupsi yang paling mendasar sehingga menyempitkan berbagai dimensi lain dalam tata (harmonis) kehidupan.



Ahmad Fahmi Mubarok


i Teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow

ii KBBI, 2003

iii Dalam ’The Art of love” (terjemahan)

iv Salah satu tokoh dalam novel “Ketika Cinta Bertasbih” karangan Habiburrahman El-Shirazy

v Diadopsi dari puisi mbeling Remi Sylado

vi Kisah Hijrah Rasulullah

Catatan : puisi dikutip langsung dari novel Habiburrahman El-Shirazy

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ada nuansa baru nih di embun pagi...

cinta...

ngomong-ngomong soal cinta, saya teringat perkataan ulil absor abdala saat debat dengan ustadz hartono ahmad djais mengenai hadits, "hadits itu seperti karet, bisa ditarik ke kiri dan ke kanan, untuk di tetrapkan pada suatu kejadian masakini"

begitu juga (menurut saya)dalam mengartikan cinta,, tergantung latar belakang da tujuan,,dan setiap kita berhak mengartikan cinta sebagai apa saja...