online degree programs

Sabtu, Juni 14, 2008

IMPIAN PARA PEREMPUAN

Oleh :Aliftah Ahadiyah

Setiap manusia punya impian. Tak terkecuali perempuan. Mereka berfikir, merasakan dan berpartisipasi dalam peradaban. Perempuan diibaratkan sebagai sebaik-baiknya perhiasan. Selain itu, perempuan juga disimbolkan sebagai tiang negara.

Saya tertarik untuk bertanya kepada beberapa orang perempuan tentang impian mereka. Ditengah derasnya arus feminisme dan kesetaraan gender, pada dasarnya perempuan ingin tetap hidup sesuai kodratnya. Menikah, melahirkan, menyusui dan mendidik anak-anak mereka. Meskipun berkarir adalah salah satu impian mereka, ini tidak lain karena para perempuan ingin mandiri, ingin beraktualisasi diri dan dihargai sepenuhnya.

Pada umumnya, perempuan sadar, kaumnya termarginalkan. Itu karena faktor-faktor yang mendukung kesana. yang terlalu sempit kalau hanya dijelaskan disini. Yang pasti, beberapa perempuan seakan-akan mendukung memarginalkan kaumnya. Namun, diluar itu, setiap perempuan punya impian yang sama. Impian untuk menjunjung martabat kaumnya, menjunjung tinggi kodratnya.

Berikut ini beberapa pendapat perempuan tentang impian mereka:
" Impianku menjadi istri dan ibu yang baik."(Rose, 21th)
" Kalau yang aku impikan sebagai perempuan ga muluk-muluk banget. Ku cuma pengen sukses entah itu di rumahtanggaku, entah dalam karir trus juga dalam hubungan spiritualku dengan Allah. Itu aja."(Eggsi, 20th)
" Yang aku impikan sebagai seorang perempuan adalah perempuan yang bisa menjadi istri dan ibu yang baik dalam keluarga. Menjadi perempuan yang tegar dan tangguh."(DeKa, 20th)
" Yang ku impikan , ga dianggap lemah ma cowo!karena qt sebagai perempuan juga bisa. Ya, walaupun mang basicnya qt lebih lemah tapi qt juga bisa kalau punya niat dan tekad."(Green, 20th)
" Aku pengen bisa jadi ibu rumah tangga yang baik dan sukses dalam berkarir."(Dear, 21th)
" Jadi perempuan seutuhnya, dihargai sebagai perempuan, jadi yang lebih dari perempuan lain.bersinar dalam hidup, keluarga, karir dan semua peran yang dipegang sebagai perempuan, jadi cahaya buat semua insan.(Riha, 20th)
" Impianku jadi wanita karir dan ibu rumah tangga yang baik buat keluarga."(Leea, 21th)
"

Pada dasarnya, setiap perempuan mempunyai tiga impian yang sama. Menjadi istri yang baik, menjadi ibu yang baik dan berkarir. Namun, apakah impian tersebut hanya sekedar impian saja atau memang sebuah tujuan hidup. Dalam hal ini, banyak perempuan yang terhenti meraih impian-impian tersebut karena ketidakberdayaannya menghadapi kenyataan.Berapa banyak istri yang tidak hormat pada suaminya, tak menyusui karena takut ga seksi, atau kesibukannya berkarir sampai tak memperhatikan keluarga. Hal itu dapat disebabkan ketidakkonsistenan perempuan dengan apa yang menjadi tujuan hidup mereka.

Barangkali ini juga akan terjadi pada perempuan-perempuan yang berpendapat itu. Ketika saatnya tiba, dan impian segera datang tapi mereka tak waspada pada benturan-benturan dalam masyarakat yang gampang saja melibas mimpi-mimpi mereka.Salah satunya tradisi yang membuat sempitnya kesempatan perempuan untuk beraktualisasi diri.

Tetapi, itu semua dikembalikan pada perempuannya sendiri. Benar-benar mau mewujudkan impian itu atau hanya sekedar keinginan tanpa usaha. Karena tak ada manusia yang sempurna. Begitupun perempuan.

Aleev

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Ada kesan dari saya, bahwa kebanyakan impian cewek adalah menikah dan memiliki keluarga yg bahagia...

Jadi kalo sudah menikah, hampir lebih dr separo cita2/impiannya telah tercapai..

Benarkah demikian?

Anonim mengatakan...

mas gie, seharusnya kesimpulan yang diperoleh (kaum laki-laki) setelah membaca pengakuan ini adalah

"ooo, begitu yang diinginkan oleh wanita?"

biar nanti punya sedikit bekal untuk membahagiakan mereka,
hahaha

Anonim mengatakan...

"Wanita-wanita...ora ngomong wae gawe ngelu, opo maneh nek ngomong....tuambah ngelu!!" hhehehehe

Saya tidak terlalu familiar dengan wacana jender, feminisme, dan lainnya itu, sedikit saya tahu ketika baca Putnam Tong mengenai pengantar feminisme, juga post-feminisme, sebagai sebuah kajian "baru" yang dimasukkan Ben Agger dalam teori sosial kritis bersama posmodernisme, mazhab frakfurt, dekonstruksionisme, cultural studies, dan lainnya...feminisme cukup menarik juga.

Robert Merton sekitar tahun 50-an pernah berkata soal "ramalan yang terbukti dengan sendirinya"..kira-kira begini ujarnya...

Klo kaum perempuan dengan kesadarannnya menganggap bahwa mereka memang lemah dan berada di bawah sistem patriarchy, dan tidak ada kesadaran bahwa mereka bisa "bangkit" dan berdiri sejajar...maka anggapan kaum perempuan itu sendiri akan terbukti dengan sendirinya... key, so...bangkitlah kaum perempuan!!! hehehe...

Marx mendasarkan konsepsinya pada "kesadaran" sebagaiman Freire dan lainnya, bahwa hanya kesadaranlah yang akan dapat membebaskan manusia, bukan takdir sosial sebagiamana diungkap August Comte sebagai sosiologi positivis, di sinilah awal interpretasi Engels (bukan Hegel) dan Lenin dalam penekanannya pada Historisitas, sayangnya Lenin dan Engels melupakan dimensi "kesadaran" Marx itu....

Coba dech baca Marx..gak ada salahnya kok,tuk jadi pisau analisis masih tajem loh...lagian ia juga yang "menginspirasi" teori-teori sosial kritis sekarang, walaupun Posmo gak ngaku...dan lari ke belakang pada Nietzsche hehehe...

Okelah...
tapi bukankah konsep kebahagiaan, kesuksesan yang dituju wanita sebagaimana diruju dalam tulisan Mbak Aliftah juga absurd, samar, dan belum jelas? Atau jangan-jangan wanita memang tidak pernah jelas bagiku? hehehe...

Anonim mengatakan...

weleh weleh

Anonim mengatakan...

rame...
soale mbahas wanita..
dan tumben ada wanita yang masuk ke embun pagi..

bahagia
gampang diucapkan tapi sulit dinyatakan.
asaya sepakat dengan mas edi.
kendatipun silit tetep harus ada konsep yang dijadikan acuan agar semuanya bisa jelas..

dalam geografi ekonomi, konsep manusia bahagia ada 3 (mas gi, tolong dikoreksi kalau ada yang keliru)
1. tidak ada masalah dengan keuangan,
2. tidak ada masalah dengan kesehatan,
tidak ada masalah dengan waktu.

tapi sesuai dengan apa yang dikatakan mas gi, ternyata aspek batiniah juga sangat beperan dalam konsep kebahagian.batiniah yang yang saya maksud ya seperti apa yang diungkapkan mas gi (menikah dan memiliki keluarga)dan kebebasan untuk berfikir dan mengemukakan pendapat. apalagi kita hidup di zaman sekarang, zaman dimana imajinasi dan kebebasan berpendapat diberi ruang yang tanpa batas..
jadi tidak salah kemudian jika buya HAMKA pernah berkata
"biarlah ragaku terkurung bui, tapi pikiranku tetap merdeka"

Anonim mengatakan...

impian saya sebagai perempuan adalah hukuman seumur hidup bagi pelaku pelecehan seksual ringan seperti pencolek, pengintip, termasuk cowo iseng yg kerjanya godain & nyiulin cewek.

dan pelaku kejahatan seksual berat dihukum seumur hidup + di kebiri.

____________________________

impian tetangga sebelah dibolehin kuliah dan tidak dipaksa kawin setidaknya sampe lulus s2.

_____________________

impian ibu depan rumah adalah agar suaminya yg pengangguran mau ngasuh anak mereka agar ia tidak kecapean ngurus rumah, ngurus anak dan kerja, sementara suaminya cuma ngerokok dan marah2.

Unknown mengatakan...

"ooo, begitu yang diinginkan oleh wanita?"