telah berlari kencang, dan jauh
si pelari tak pernah tau timur, selatan, barat, utara
dia, hanya tau depan, belakang, dan samping
berlari,
kemana saja, yang penting lurus
tak usah tengak-tengok
peduli setan
samar terdengar dari mulutnya
celeng!
wajibkah,
kita berlomba lari ke barat
jika memakai sepatu masih terbalik?
ahmad fahmi mubarok
Sabtu, September 20, 2008
Celeng
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
sahabatku yang baik, apa yang tersisa dari kata selain luka?
kita selalu terluka setelah kata dipasarkan. kita terluka karena kita seperti tak kuasa bahkan oleh hanya sekafar kata.
mungkin, beginilah nasib seorang hanya pembaca, hanya menyairkan yang seharusnya ada.
tapi, apakah kita abai tentang yang tak fana?
tapi, mungkinkah kita?
Posting Komentar