online degree programs

Jumat, Agustus 08, 2008

Mengungkap Kegelapan PPA dan Politik Kampus

Registrasi mahasiswa baru menjadi ajang untuk tebar pesona organ ekstra kampus (PMII, KAMMI, HMI, LMND dan lain-lain). Buktinya, dengan banyaknya organ ekstra kampus ini membagi-bagi brosur dan menawarkan fasilitas tempat tinggal sementara, diikuti dengan ketidak tulusan. Mereka rela menguras keringat demi mendapat simpati dari mahasiswa baru, yang nantinya diharapkan untuk bisa masuk menjadi kader organisasi ekstra kampus sehingga bisa melanjutkan perjuangan seniornya.

Kita semua mengetahuinya, organisasi tidak bisa hidup tanpa kader baru, maka organisasi perlu merekrut anggota baru. Dan salah satu cara merekrut kader, yakni, memanfaatkan momen seperti Program Pengenalan Akademik –dulunya OKKA– untuk menjaring mahasiswa baru agar tertarik masuk kedalam organisasi tersebut.

Sudah jauh hari sebelumnya, organ ekstra mengonsep strategi untuk menyusupkan ideologinya dalam kegiatan PPA. Dengan cara berkerjasama dengan organisasi intra kampus (BEM dan DPM) yang se-ideologi dengan mereka. Hal ini dilakukan karena organ Intra mempunyai posisi yang sangat sentral dalam hubungan komunikasi dengan mahasiswa baru.

Jika ditilik, strategi yang diterapkan oleh masing-masing organ ekstra sangatlah menarik. Karena dengan peristiwa ini para mahasiswa juga akan terkena dampak positifnya, yaitu akan memperoleh pendidikan politik yang akan berguna bagi mereka. Bekal ini bisa diterapkan di masyarakat guna proses kedewasaan politik dalam berorganisasi dan membangun masyarakat melalui kepemimpinan.

Berbicara organisasi ekstra kampus, sekarang ini bisa dikatakan belum dapat menjalankan tugasnya untuk memberi pendidikan politik yang baik, mereka cenderung menggunaan politik praktis untuk mengalahkan saingannya. Dengan cara mendoktrin kadernya agar membenci pada organisasi lawannya, dengan mengkaitkan isu-isu yang beredar dipasaran. Metode ini bisa diklasifikasikan pada pendekatan instanisasi. Instanisasi membuat seseorang tidak berproses dengan tidak matang, padahal banyak hal yang perlu dipelajari dari hanya sekadar permainan politik. Permainan politik bagaikan studi kecil ketimbang pengasahan intelektualis yang justru berharga.

Melihat fenomena diatas mengingatkan pada buah pikir seorang tokoh, yaitu: Make Mukulla mengatakan ”Jangan kau dekatkan uang receh didepan matamu karena akan menghalangi uang yang besar.” Inilah yang dialami para organisatoris kita, mereka terlalu fokus untuk memikirkan hal-hal yang kecil (uang receh) yaitu saling memojokan oraganisasi yang menjadi lawannya, memikirkan bagaimana lawannya bisa jatuh dan seringnya mereka memikirkan hal-hal yang kotor, secara tidak disengaja mereka telah melupakan (uang besar) seperti membangun bangsa.

Sebenarnya semua organisasi apapun itu fungsinya sama yaitu menelurkan kader yang potensial untuk membangun bangsa yang tertindas ini. Boleh kita semua rebutan kekuasaan di organisasi intra semacam BEM dan DPM (yang paling popular) cukup menjanjikan, akan tetapi kita juga harus menghargai nilai-niai humanis yang dipunyai Negara kita yaitu kekeluargaan. Jangan benarkan politik pembunuhan karakter terhadap golongan lain karena perbuatan seperti ini pasti sangat dilarang dalam ajaran agama.

Mekanisme yang cocok adalah penguatan silaturahmi. Silaturahmi telah dianjurkan oleh Agama. Jika tidak cepat dilakukan silaturrahmi masal antar organ ekstra kampus (bukan hanya unsur pimpinan saja) ini akan menjadi bom waktu yang sangat dahsyat di dalam momen-momen tertentu seperti Pemira dan akhirnya akan terjadi saling ejek kembali. Dan untuk bisa membuat acara silaturrami antar oragan ekstra kampus harus ada penengah dari birokrat kampus atau ada yang mengalah untuk memulai duluan. Setelah ini terlaksana terus ditindak lanjuti dengan pertemuan-pertemuan rutin. Misalnya pertemuan sebulan sekali. Jika ini terjadi akan terjadi suasana yang romantis, yang nantinya bisa berimbas pada pengkaderan mahasiswa baru sebagai mahasiswa yang sadar dengan politik hati nurani.

Dan ingatlah mahasiswa baru bagaikan kertas putih, tinggal apa gambar yag akan dituliskan dikertas putih tersebut, jika kertas putih tersebut digambar dengan gambaran yang jelek maka mereka akan terlahir dengan sosok yang jahat, jika gambarannya baik, maka inilah yang dibutuhkan Negara besar ini. Dan siapa yang menggambarnya yaitu kita sebagai mahasiswa yang akan jadi panutan mereka. Mari kita benahi dulu diri kita sendiri baru kita membenahi orang lain .

Muhtar Said
SeKretaris Jendral BEM Fak.Hukum

12 komentar:

Anonim mengatakan...

Jos to Said!!!
kelihatannya anak ini memang bakat jadi advokat beneran,he2...(saya doakan Id)...

Ngomong2, kalo semua aktivis kayak kamu, bisa2 organ2 ekstra bisa bubar semua id,ha2....

jos2....saya dukung...100% teruskan perjuanganmu....

sekali lagi, Sipz Bozzzzzz....

Anonim mengatakan...

ada anek dot di PKM...
organisasi itu berasal dari dua kata.
organ yang artinya bagian, dan sasi (bahasa jawa)yang artinya bulan,,,jagi organi sasi itu bagian yang jadi bulan bulanan,,,,

sebaik dan sebesar apapun efek yang di timbulkan organisasi,, tetep saja jadi bulan-bulanan, caci-makian dan kambing hitam atas segala kemunduran yang terjadi di LK...

so.....meh piye wae tetep bagian yang jadi bulan-bulanan....

Anonim mengatakan...

Impianmu sanga mulia sobat, cita-citamu sangatlah tinggi....tapi sayang mungkin takkan tercapai, mana bisa PMII ketemu KAMMI, LMND ketemu GP (HTI).... ini soal kepentingan politik dan ideologis.

Kecuali kalau ada common enemy, dan ada titik temu ideologis, yakni kritisisme, .... atau yang semacam itulah... silaturahmi itu kan istilah agamanya, hehe...

Anonim mengatakan...

yA...MINIMAL ada perasaan saling menghargai gitu.....walaupun beda Ideologi...

Anonim mengatakan...

Harganya berapa hehehe.....

Anonim mengatakan...

berapapun omgkosnya, kan kubayar sukarela..................
hhehe

Anonim mengatakan...

lah, sembarang....
aku manut..

Anonim mengatakan...

Disina bukan masalah hraga tapi martabat organisasi itu mau ngapain, kenapa mereka harus bertengkar. apakah organisasi didirikan untuk bertengkar...

nyin mengatakan...

bertengkar dalam dan atau antar organisasi adalah sebuah kewajaran.

hanya saja bagaimana mengelola pertengkaran itu menjadi sesuatu yang positif itulah yang tidak ada dalam organisasi mahasiswa......

tul ndak????????????????

Anonim mengatakan...

Apa ada pertengkaran wajar. kalo sandiwara, n guyonan itu baru wajar.
tapi klo saling fitnah....ini neraka mas.......
masak sesama bangsa sendiri bertengkar

Anonim mengatakan...

pemikran yang cerdas,,tapi anda tidak tau sebenarnya pada jabatan anda terselip "intrik" yang kotor.ketika anda menulis blog ini ntah anda sadar ato tidak dengan posisi anda itu.hidup adalah politik kawan,,jangan munafik kalau anda tidak tau apa itu politik bahkan tidak pernah melakukanny,,bahkan kepada orangtua anda sekalipun anda sering melakukannya.

Anonim mengatakan...

Bro.....aku menulis karena aku gelisah...
Dengan kegelisahanku dikehidupan nyata(jabatan yang ku pegang) ternyata menyakitkan, jadi saya putuskan untuk tidak bekerja di BEM lagi.

Said