online degree programs

Senin, Agustus 18, 2008

CINTA, REALITA, DAN DILEMA KAUM PRIA (Bagian I)

Oleh: Giyanto

Dua hari terakhir saya menghadiri dua acara pernikahan sekaligus. Yang pertama adalah pernikahan salah seorang teman satu kelas, sedangkan satunya ialah pernikahan anak dari Ibu Kos. Dari acara tersebut membuat saya terinspirasi menulis tentang cinta.

Cinta, kata orang bijak, sulit dimengerti ketika masih muda. Ada cinta buta, ada cinta lokasi, cinta sejati, cinta nafsu sampai dengan cinta mati. Berbagai bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memahami apa itu cinta. Dari sebagian pandangan psikoanalisa, katanya, cinta itu adalah bentuk lain dari keberadaan nafsu hewani. Bagi sebagian ahli kimia, konon, cinta adalah proses percampuran berbagai unsur kimia yang ada dalam tubuh yang akhirnya sampai ke otak hingga dapat membuat mabuk kepayang seseorang. Dan kata sebagian psikolog, cinta adalah imaji lain dari diri manusia itu sendiri dsb…dsb…

Karena begitu luasnya pembahasan mengenai cinta, maka pembahasan saya sempitkan mengenai problematika cinta kaum muda serta lika-likunya. Atau dengan kata lain, cinta dilihat sebagai suatu pilihan manusia, entah itu dilakukan dengan penuh kesadaran ataupun dengan serampangan, yang mengakibatkan kedua anak manusia saling menjalin ikatan batin.

Untuk apologi, sebelumnya, perlu diakui bahwa disini penulis tidak memiliki kompetensi secara empirik atau spesialis ahli dalam bidang percintaan. Baik itu secara teoritis maupun praktis. Landasan pembicaraan kali ini murni spekulasi pandangan pribadi. Yang belum terbukti secara empirik dialami oleh penulis.


Runtuhnya Mitos
Ada lagu klasik---saya lupa judulnya---bahwa sejak dahulu kala, wanita selalu dijajah pria. Pandangan tersebut jelas mitos! bila diterapkan pada zaman sekarang. Nyatanya, banyak temen kita, yang menjadi korban bagi “keganasan” cinta para wanita. Setelah bertahun-tahun berkorban bangun pagi nganter kuliah, ngerjain tugas, nonton bareng, traktir tiap hari, beliin pulsa dan sebagainya, akhirnya harus berakhir dengan “tragis” ketika semester-semester akhir. Yang alasannya berbagai macam, ortu tidak menghendaki, sudah tidak sayang, si cowok belum “mapan”, sudah tidak cocok lagi lah, atau karena si cowok dicurigai mandul lah---kalau alasan ini jelas sangat mengada-ada.

Entah karena kebodohan si cowok, atau karena kebengisan si cewek. Banyak kisah heboh perjodohan di dunia kampus berakhir seperti angin lalu. Pada saat putus, kehebohannya tidak seheboh pada saat mereka jadian. Yang ada Cuma desas-desus ketidak pastian. Anehnya, yang lebih banyak “gigit jari” alias menjadi “korban” adalah si cowok.

Kasus diatas jelas sering terjadi pada hubungan antara cowok yang memiliki cewek dengan “nilai tawar tinggi”. Namun demikian, cerita terjadi berbalik arah bagi kasus cowok yang mempunyai pacar bukan “artis” atau cewek dengan “nilai tawar pas-pasan” alias cewek yang tidak/belum laku-laku. Si cowok biasanya “ditodong” ceweknya ataupun mertua untuk cepet-cepet nikah. Yah, ini yang repot. Bahkan sebagian sampai-sampai ada yang tidak berani lulus kuliah karena “takut” untuk dinikahkan.

Apa artinya kasus diatas?

(artikel bersambung besok…)



16 komentar:

Anonim mengatakan...

Piye Gik...pengen kawin po...heheehhe.....golek calone sik...awnita itu bukan untuk dikaji secara ilmiah, tapi untuk dimengerti dan dicintai....itu saja....makin kita analisis, makin bingung loh...

Anonim mengatakan...

mas gi, tak tunggu lanjutannya.ok..

Anonim mengatakan...

@Edy:
ini ttg cinta kaum muda broor!...bukan analisa ttg wanita. Fokus pada pembahasan ok!.

masalah cewek itu lain. Mereka sendiri ndk tahu diri mereka. Masak kita mau tahu mereka. (ini beda pembahasan)

(masalah cinta, ngomong2 julukan ku waktu SMA itu raja cinta lho,ha2---bloon kali ya yg beri julukan itu,ha2)

@ haris.
Ya, entar tengah malam mau saya posting lanjutannya. Doakan aku masih diberi umur panjang ya! he2..

"Cinta...cinta, deritanya memang tiada akhir..."

Anonim mengatakan...

Kalo yang aku tahu jenis2 cinta itu ga hanya itu tapi ada lagi..
ada seorang filsuf bilang: tiada Tuhan selain Cinta..
wah,mas giy ga punya temen cewe,ya???apa ga pernah punya pacar???ga semua cewe kayak gitu...

Anonim mengatakan...

@Anonim;
* mas giy ga punya temen cewe,ya???
pertanyaanya menusuk, ha2...
kalau temen cewek ya punyalah, kan tidak hidup di hutan.

* apa ga pernah punya pacar???
Wah, ini harus dijawab dia-nya sendiri. Siapa tau dia saya klaim pernah/sudah jadi pacar saya, tapi dia bilang lain sama orang lain...

secara mulut sih sudah, tapi hati hanya dia yang tahu...he2...

Anonim mengatakan...

mas giy membajak metode pemberian tanggapannya mas edi,
haha
uda bayar royaltinya belum mas?

Anonim mengatakan...

ya sekedar variasi...kalau mau dituntut juga saya siap...

kan itu HAKI-nya Edy...

Anonim mengatakan...

Hwa ha ha ha.....

wah saya persilakan semuanya "membajak" kreativitas saya....hehehehe....

saya termasuk yg gak setuju klo ada copy right tuk yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak tapi sulit mengaksesnya, mending copy left aja hehehe....atau kopi susu...

Anonim mengatakan...

copy center aja lah..
atau perlu sosialisasi HAKI (hehe)

nyin mengatakan...

mencoba mengartikan tulisan di atas :
begitu melo, pesimis, dan ada sedikit rasa ketakutan untuk melangkah...ikuti saja apa kata hatimu, get it!!!

nyin mengatakan...

coba mengartikan kasus di atas

aku kira tulisan tsb hanya ungkapan pesimis penulis untuk mendapatkan cewek kali ye....begitu melo, tak berdaya, dan ada sedikit ketakutan melangkah(bagi sang lelaki)..

atau jangan-jangan hanya sebuah rasa kekhawatiran dari penulis sendiri akan kegagalan menjalin sebuah hubungan serius dengan cewek...

gi, kalo km tersinggung berarti komentarku bener ya..he..he..he...

nyin mengatakan...

coba mengartikan kasus di atas

aku kira tulisan tsb hanya ungkapan pesimis penulis untuk mendapatkan cewek kali ye....begitu melo, tak berdaya, dan ada sedikit ketakutan melangkah(bagi sang lelaki)..

atau jangan-jangan hanya sebuah rasa kekhawatiran dari penulis sendiri akan kegagalan menjalin sebuah hubungan serius dengan cewek...

gi, kalo km tersinggung berarti komentarku bener ya..he..he..he...

nyin mengatakan...

eh, sori ya, terkirim dobel tulisan yang sama

Anonim mengatakan...

@Nyin:
"aku kira tulisan tsb hanya ungkapan pesimis penulis untuk mendapatkan cewek kali ye....begitu melo, tak berdaya, dan ada sedikit ketakutan melangkah(bagi sang lelaki)..

atau jangan-jangan hanya sebuah rasa kekhawatiran dari penulis sendiri akan kegagalan menjalin sebuah hubungan serius dengan cewek.."

Giy:
Penggunaan intuisi yg bagus! Pertanyaan saya, Apa Saudara Nyin mau carikan po?he2..

Sebenarnya pembahasan di atas butuh 5 bab. Jadi kurang 3 bab lagi.

Berhubung komputer yg nyimpen artikelku ttg cinta lagi blank, jadi seri 3 belum bisa keposting.

Seri 4 & 5 -nya sebenarnya hanya observasi dan beberapa pengalam empiris.

Intinya, jadi cowok itu gampang2 susah. di jaman dimana cewek udah pinter2...

Bedanya cewek sekarang ama cewek tempoe dulu itu ya, kemampuan cewek sekarang dalam mendapatkan seluruh informasi ttg cowok. sedangkan cowok, kebanyakan sekarang tidak "ber-otak" karena tidak mencoba mencari info ttg cewek.

Oh, masalah cewek ideal, kalau Nyin mau nyarikan buat gw, gw sukanya yg sikapnya tradisional tapi otaknya modern, dan hatinya religius...

Kelihatannya susah kali ye...Siti Nur Halizah masalahnya sudah dinikahi boz dari etnis Melayu....(patah hati gw jadinya, ha2)...

Salam

Anonim mengatakan...

aku patah hati...
bukan...bukan patah hati...
aku bahkan belum pernah menyambung hati itu, tidak...aku pernah menyambungnya...tapi tidak nampak dan hanya aku saja yang melihat...seperti setan...tapi berani taruhan...perasaan cinta ini lebih tulus dari pada perasaan pacarmu,teman...

Anonim mengatakan...

dari aku "yang tadi bilang patah hati"

aku mahasiswa fbs yang menghadiri launching buku "embun pagi nglindur"