O, sakler kretek sukun dan secangkir kopi susu
janganlah kau percaya kepadaku
sebab aku hanya sedang belajar meyakini
bahwa sebenar-benarnya aku hanyalah seonggok rongsokan busuk
yang terbuang di keranjang sampah yang paling sampah
dari segala sampah yang maha sampah
O, sakler kretek sukun dan secangkir kopi susu
sebab yang keluar dari mulutku adalah bau busuk itu,
lencung, tai, ndasmu, raimu...dan segala yang bernada asu
sebab aku adalah yang maha hina dari segala yang hina
sebab hatiku adalah semacam perwujudan iblis dan berhala
sebab apa-apa yang aku tahu tak lebih dari sekadar setitik debu
sebab yang paling penting dalam hidupku
hanyalah kegelisahan-kegelisahan dan kesesatan-kesesatan
dan bukannya hidayah itu
sekali lagi
janganlah kau percaya kepadaku
O, sakler kretek sukun dan secangkir kopi susu
janganlah kau percaya kepadaku
sebab aku hanyalah seorang yang sedang belajar meyakini
bahwa sesungguh-sungguhnya tempatku adalah di bawah telapak kaki itu
di bawahnya lagi...di bawahnya lagi...di bawahnya lagi...di bawahnya lagi... ... ... ....
O, sakler kretek sukun dan secangkir kopi susu
janganlah kau percaya kepadaku
sebab bahkan terhadap diriku sendiri aku tak percaya
biarlah tanganku belajar untuk terus menjangkau-jangkaumu
biarpun kutahu tak akan pernah bisa kau rengkuh
Taufiq
Selasa, Agustus 05, 2008
Kepada Sakler Kretek Sukun Dan Secangkir Kopi Susu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
akhirnya,
kutempuh
jalan yang sunyi
mendendangkan lagu bisu
sendiri,
di lubuk hati
puisi,
yang kusembunyikan
dari kata-kata
(cak nun)
Posting Komentar