online degree programs

Minggu, April 05, 2009

Pahit


Hari itu, adalah hari yang paling buruk dalam hidup Yanto. Hari yang menambah panjang derita fisik dan batinnya. Hari yang memisahkannya dengan kekasih yang amat ia sayangi.
Kekasih yang telah menjadi belahan dari jiwanya. Kekasih yang begitu ia sayangi melebihi rasa sayangnya terhadap apapun di dunia ini, termasuk melebihi rasa sayang terhadap dirinya sendiri. Kebahagiaan terbesar dalam hidupnya adalah ketika sadar bahwa ia (kekasihnya) telah dimiliki dan hidup bersama. Mereka telah tertemali ikatan pernikahan yang membahagiakan.

Baginya, tiada wanita lain di dunia ini kecuali kekasihnya yang tercantik. Ah, bagaimana bisa digambarkan tentang besarnya cintanya pada sang kekasih. Seluruh hidupnya hanya dicurahkan guna mencukupi kebutuhan dan menyenangkan kekasihnya. Begitu tulus dan suci cintanya, sehingga sang kekasih pun membalasnya dengan sikap yang sama.

Namun, hari itu, kebersamaannya dengan kekasih haruslah terlepas. Saat seperti pada biasa Yanto mengerjakan aktivitas keseharian sebagai kuli bangunan. Kedatangan segerombolan orang berpakaian preman memaksanya masuk dalam sebuah mobil kijang. Di dalam mobil ia hanya disuruh duduk diam. Ketika ia menanyakan hendak di bawa pergi kemana, orang-orang tersebut tidak bicara.

Yanto tiba-tiba saja harus mengikuti keinginan kelompok itu. Sebab, disamping kelompok tersebut berparas seram dan menakutkan. Yanto tidak tahu harus berbuat apa selain hanya mengikuti cengkeraman tangan salah seorang dari mereka. Salah seorang dari mereka itu hanya berkata ”cepet, ikut kami!!!”.

Badannya yang kurus tak mampu menahan rasa takut melihat orang-orang berbadan kekar di dalam mobil yang sedang berjalan menuju suatu arah itu. Hanyalah pasrah.

Akhirnya mobil berhenti tepat di depan ruang tahanan kantor kepolisian. Yanto baru mengetahui bahwa orang-orang pria berbadan kekar itu polisi. Setiba di sana, wajah pria-pria itu berubah yang semula dingin menjadi bringas. Yanto merasa tak karuan, jantung berdebar, gelisah, takut, dst.

Umumnya orang yang berhubungan dengan pihak kepolisian adalah orang-orang yang punya masalah. Yanto tak menginginkan itu. Ia ingin menjauh dari masalah, apalagi masalah kasus, perkara, dan hukum. Mereka semuanya begitu menyeramkan bagi Yanto. Jantung yang berdegup dengan kencang, membuat perasaannya yang bertambah tak enak.
Ternyata perasaan tak enak itu terbukti.

Satu pukulan melayang ke kepalanya. Rasanya dunia telah kabur, pandangannya telah rabun, rasa sakit itu tak hanya ada di kepala, tetapi juga di hati. Bagaimana mungkin orang itu tega melakukan kekerasan pada sesama manusianya.

Satu pukulan menyusul ke perut. Rasa sakit di kepala yang belum sirna dihujam dengan sakit yang tak karuan yang ada di perut. Ah, tak bisa dibayangkan betapa parahnya kondisi itu terjadi, dan awal dari penyiksaan yang berkelanjutan di tahanan nantinya.

Sambil merasakan retaknya sakit hati ini, dan perihnya kepala-perut, terdengar kata hujatan. ”Dasar Pembunuh” kata salah satu pria itu. Pembunuh. Dalam hati kecil Yanto ingin berteriak, Apa...........pembunuh?!!!?.

Yanto dituduh membunuh. Jangankan membunuh, berbohong sekalipun Yanto tak ingin melakukannya. Betapa kerasnya didikan keluarga Yanto terhadap norma dan kewajiban manusia sebagai hamba tuhan dan abdi masyarakat di desa. Sehingga kejujuran, kasih-sayang terhadap keluarga dan sesama merupakan keutamaan dalam hidup.

Tapi, apa!! Sekali lagi, pembunuhan. Sesuatu yang sangat, sangat, dan sangat tidak pernah ada dalam niatan, bayangan, apalagi perbuatan Yanto. Namun, kini ia tertuduh sebagai pembunuh!!. Akhirnya, sekuat tenaga Yanto pun angkat bicara, s ss ss saya, tidak membunuh!!, siapa yang saya bunuh? katanya terbata-bata. Salah satu pria menimpali perkataan Yanto dengan balasan pukulan susulan dan kata, ”dasar, mana ada pembunuh ngaku! bukti sudah jelas, kamu pembunuhnya”.

Suasana saat itu tidaklah mencerminkan kondisi interaksi sesama manusia, melainkan seperti manusia yang menyiksa binatang liar. Yanto di pukul kanan-kiri, pentungan melayang ke mulut, rambut di jambak sambil diseret ke ruang tahanan. Hari itu adalah hari buruk yang panjang. Hari yang mengenalkannya pada ruang tahanan.

Di dalam ruang tahanan yang buruk itu. Yanto terlupakan pada rasa sakit yang dideranya. Sejenak ia teringat pada istri yang sedang menunggu di rumah saat waktu pulang kerja tiba. Dengan setia sang istri menjemput di muka pintu, dengan senyum manis saat pulang kerja.

Menyiram rasa capek bekerja seharian di lapangan. Sani, nama istri Yanto. Ia mencium tangan Yanto ketika pulang bekerja. Dan Yanto membalasnya dengan mencium kening sang istri. Begitu aktivitas itu secara rutin berlangsung. Sehingga, begitu terasanya hari ini bahwa aktivitas itu merupakan aktivitas paling berharga dalam hidup. Aktivitas yang paling romantis. Dan aktivitas yang paling menyejukan hati.

Tetapi hari itu, semuanya berubah. Sang istri pasti kuatir tentang keadaannya. Dan, Yanto pun tak lagi merasakan hangat saat mencium kening istri. Serta, betapa ia sangat merindukannya. Uch, istri yang sangat dicintainya saat ini tak mengerti derita yang di alaminya.

Kondisi sepulang kerja adalah suasana yang paling dirindukannya. Yanto dicopotkan baju bekas keringat, sambil telanjang dada, ia di sediakan makanan yang sederhana. Ya, makanan yang tak begitu berasa, hanya tempe dan tahu. Makanan itu berasa manis ketika memandang wajah sang istri yang manis. Sambil acara makan berlangsung, Yanto telah menyerahkan hasil kerjanya sehari.

Tak banyak, hanya 45 ribu hasil kuli bangunan yang tak seberapa. Tapi terlihat begitu bersyukurnya Sani menerimanya. Yang terpenting bisa cukup buat makan. Uang tak lagi berharga. Hidup bersama dengan suaminya melampaui berharganya ketimbang uang. Dan, benar memang cinta lebih berharga dari apapun.

Cinta itu memang tak bisa dibeli. Cinta suci hanya berharga bagi dirinya sendiri. Dan ia hanya bisa dimiliki oleh orang yang saling mencintai secara tulus dan suci. Seputih awan, dan sebening salju.


Bersambung......




Awaludin Marwan

1 komentar:

ana mengatakan...

Tulisan yang sgt inspiratif. Mas minta nomer hp-nya dunk. Boleh kenalan gak? aq anak farmasi UGM. Klo lihat artikelnya mas, pasti org romantis....