online degree programs

Minggu, Desember 07, 2008

Krisis Global, Permainan atau Kenyataan?



Dari hari ke hari pemberitaan tentang krisi global terus mengalami peningkatan dan semakin memprihatinkan. Teringat krisis moneter tahun 1997 banyak pengangguran dan inflasi meningkat 200%. Akankah krisis ini sama dengan tahun 1997 atau bahkan lebih parah?

Kalau hal ini ditanyakan kepada orang awam, dengan mudah orang itu menjawab akan lebih parah karena dilihat dari namanya yaitu “Krisis Global”. Kalau Tahun 1997 yang terkena krisis hanya berpusat pada benua Asia saja akan tetapi krisis kali ini malahan di mulai dari negara super adidaya Amerika Serikat.

Menurut para ekonom dan praktisi dunia usaha juga memperkirakan krisis ini akan lebih parah dari tahun 1997, bahkan diprediksi tahun 2011 baru akan pulih. kalau hal ini terjadi berarti tingkat pengangguran akan meningkat tajam dan kemiskinan tak lagi terelakkan.

Entah apa yang terjadi pada krisis global kali ini. Dulu tahun 1997, krisis moneter terjadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar merosot tajam, harga ada yang naik melejit dan ada yang turun. Diantara barang-barang yang naik melejit adalah barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng serta hasil-hasil dari perkebunan seperti the, kopi, karet dan kelapa sawit. Akan tetapi kali ini dirasakan lain, harga karet di petani yang tadinya 11.000 per Kg, sekarang tinggal 3000-5000 per Kg, harga kelapa sawit dari 1400 per Kg menjadi 400 per Kg, bahkan harga Ikan bandeng turun 2500 per Kg.

Banyak spekulasi pendapat muncul kalau krisis global kali ini sengaja dimainkan Amerika Serikat untuk menghadang meroketnya harga BBM dunia yang terakhir mencapai 147 Dollar per Barel. Spekulasi pendapat ini muncul berdasarkan fakta dilapangan bahwa Amerika Serikat adalah salah satu konsumen BBM terbesar di dunia dan kenyataannya dengan krisis global kali ini minyak Dunia turun sampai 67 Dollar per Barel.

Pendapat lain lebih teoritik yang menganggap bahwa krisis global kali ini memang betul-betul akibat dari krisis financial yang sudah diramalkan akan terjadi tahun 2008. Krisis kali ini disebabkan banyak kredit macet di bidang property di AS yang meluas berakibat pada turunnya nilai saham dunia.

Apapun pendapat orang tentang krisis global kali ini, yang jelas di Indonesia mulai terasa akibatnya, banyak perusahaan-perusahaan mulai tumbang atau mengurangi jumlah produksinya. Konsekuensi logis dari itu semua tentunya PHK yang mengakibatkan pengangguran akan bertambah. Dengan bertambahnya pengangguran kemiskinan suatu hal yang terelakkan. Di Kalimantan banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit mulai tumbang dan hanya perusahaan dengan modal besar saja yang bertahan, PHK sudah mulai terjadi.

Salam,

Muhammad Azil Maskur

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Terlepas dari apakah itu kenyataan or bukan (permainan), mungkin sebaiknya kita tidak terpancing dengan stimulus negatif yang justru membuat kita lebih panik, sehingga dalam kepanikan biasanya tindakan kita lebih tidak terarah.

Point penting dari hal ini, marilah kita fokus di mikro ekonomi, mengingat makro ekonomi jauh lebih sulit untuk berada di bawah kendali kita.

Btw, keep posting, great views!
Terima kasih.

Anonim mengatakan...

tai kucing dengan krisis global..bahkan krisis gombal sekalipun...

pemerinath kita tidak punya nyali untuk melawan tindak kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh negara-negara adidaya....

malah bereuvoria mengharapkan keajaiban yang dibawa oleh obama (misalnya)

pengecut.....
tidak berani mengatakan tidak
padahal itu benar-benar tidak.
taidak berani mengatakan ya padahal itu benar-benar ya....