Entah apa yang terjadi di negeri ini, atau entah apa yang pemikiran para cendekiawan negeri ini, atau entah apa yang menjadi dasar pola pikir intelektual muda sekarang.
Benar salah bukan yang di cari tapi ketepatan dalam bertindak sangat dibutuhkan. Banyak pendapat para intelektual muda baik yang berfaham kiri, kanan, modern, kapitalis, sosialis tentang berbagai isu yang berkembang di negeri ini kadang-kadang terjadi perbedaan. Tapi itu lumrah.
Berbicara masalah perbedaan pendapat intelektual, ada kisah isu menarik yang terjadi sekarang ini di Indonesia. Terutama tentang pembangunan ekonomi yang konon berbasis kemasyarakatan. Salah satu contoh adalah Investasi dalam bidang perkebunan.
Sekarang ini seluruh bangsa sedang menggencarkan program untuk menarik investor dalam upaya pembangunan ekonomi masyarakat. Tujuan pemerintah disini sangat mulia yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan investasi yang paling tidak mengurangi jumlah pengangguran.
Ada cerita menarik dalam kasus investasi dalambiang perkebunan di Indonesia yang sekarang sedang diminati para pengusaha besar baik dalam maupun luar negeri terutama karet dan kelapa sawit. Eka Tjipta dengan Sinarmasnya, HM Sampoerna dengan Triputranya, Indofood dengan salim Groupnya dan masih banyak lagi pengusaha besar yang sekarang mengeuarkan uang triliyunan rupiah untuk membuka perkebunan.
Banyak lahan tidur milik masyarakat adat terutama di Pulau Kalimantan, sulawesi dan Kalimantan. Kebanyakan lahan tidur tersebut adalah bekas hutan yang gundul akibat pembalakan liar (Illegal Loging). Yang menjadi perdebatan dikalangan intelektual terutama kaum aktivis adalah apa yang harus dilakukan? Reboisasi atau Revitalisasi.
Reboisasi akan menghasilkan oksigen banyak, menghindari bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dll, Revitalisasi lahan untuk perkebunan oksigen tetap ada walaupun jumlahnya sedang, dapat mengurangi pengangguran, membangun kesejahteraan masyarakat dan menambah pemasukan kas daerah dengan banyaknya perusahaan.
Konon ceritanya Reboisasi adalah kepentingan barat untuk menjadikan Indonesia sebagai paru-paru dunia yang harus di jaga hutannya, sehingga banyak LSM-LSM yang di biayai untuk menggagalkan proyek investasi, sedangkan Pembukaan lahan untuk perkebunan juga merupakan upaya kapitalisme yang akan membuat bangsa kita menjadi pembantu di rumah sendiri.
Apapun pendapat orang, yang jelas masyarakat butuh ketenangan, ketersediaan oksigen, bebas ancaman banjir, tanah longsor, juga butuh pembangunan ekonomi, pekerjaan, makanan, dan kesejahteraan-kesejahteraan lainnya sedangkan pemerintah membutuhkan masyarakat damai, bencana tidak ada, dan pemasukan kas negara guna pembangunan.
Salam,
Aziel Masykur
2 komentar:
Azil, aku kangen banget sama kamu...
Iya zil saya pikir juga demikian, mereka para pelaku bisnis jauh dari apa yang disebut etika bisnis. Prinsip-prinsip ekonomi hanya dipakai sebagai bahan-bahan pengambilan keputusan, tidak lain tidak bukan untuk menciptakan monopoli antara satu dengan yang lain. Kekerasan bisnis sama halnya dengan kerasnya pertarungan di dunia politik, bahkan lebih riil dan menusuk lagi.
Itu baru persoalan awal, kita tengok lakunya sistem kapitalis yang di gawangi oleh Adam Smith melalui The Weath of Nation tereduksi menjadi nahkoda sistem perekonomian hampir seluruh negara-negara dunia, mereka dengan semboyan kesejahteraan umum hanya membiarkan bekerjanya pasar dengan sewenang-wenang, begitu menonjolnya persekutuan jahat guna memperpesar hak milik pribadi sendiri-sendiri. Mises memang beruntung meramalkan ekonomi sosialis akan runtuh bersamaan dengan hancurnya uni sovyet, namun resesi ekonomi dan krisis financial di AS layaknya depresi tahun 1923 lambat laun akan membawa kapitalis akan hancur dengan sendirinya sebagaimana yang di tesiskan oleh Marx. Tibalah saatnya bagi terbentuknya masyarakat utopis yang lebih beradab..........
Koperasi Karet Sulung, membuka peluang investasi di bidang perkebunan komoditi karet di wilayah kabupaten Sintang, Melawi, Sekadau dan KapuasHulu Kalimantan Barat.
Luas Lahan mencapai 111.896Ha (Hektar), kolektif langsung kepada masyarakat, berbentuk HM (Hak Milik) dan HGU (Hak Guna Umum).
Dengan Pola kerjasama kemitraan dan pegembangan Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Untuk lebih jelasnya, silahkan kontak kami.
Contact:
Koperasi Karet Sulung
Jl. YC. Oevang Oeray, Baning Kota, Sintang, Kalimantan Barat
Telp. 0565-23846, HP. 085245312119
email: koperasikaretsulung@yahoo.com
blog: http://kkssintang.blogspot.com
http://kks-sintang.indonetwork.co.id
Posting Komentar